Fakta akhir jaman | di cabutnya ilmu dari hati-hati umat muslim, saya salah seorang blogger yang bukan hanya menulis, bahkan menulis sebenarnya bukanlah bagian kapasitas saya, namun sebagai salah seorang muslim yang berharap selalu berjalan di tempat yang benar, maka rasa nya wajar saja jika saya berusaha menulis apa yang saya anggap penting untuk di bagikan pada khalayak umum.

Dalam edisi khusus ini ada banyak ke perihatinan saya tentang keada'an umat muslim, mengingatkan saya pada qalam masyayekh " Bahwa sebaik-baik umat muslim, adalah orang yang perduli dengan sesamanya ". Besar kaitan nya kepedulian saya pada umat muslim, besar pula keperihatinan saya.

Saat ini saya atau mungkin anda akan melihat sejumlah fakta, di mana umat [muslim] sudah mulai di cabut rasa cintanya pada agama mereka sendiri, koq saya berani bilang begitu, bukan kah itu artinya saya akan membocorkan kekurangan umat muslim itu sendiri, apakah itu artinya saya akan membuat gembira orang-orang yang berusaha meruntuhkan kewibawa'an agama Islam.

Tidak! artikel ini justru ingin mengingatkan pada umat muslim untuk merapatkan shopnya, untuk kembali mentelaah diri, apakah kita termasuk orang yang meruntuhkan agama kita sendiri, atau orang yang berdiri sebagai pemegang panji agama yang haqiqi.

Salah seorang filusufi islam terkemuka yang bergelar dengan hujjatul islam yakni al-imam ghazali pernah menuturkan dalam sebuah karya beliau yang banyak di pelajari kalangan kaum muslim moderat, yang mungkin artinya adalah "Barang siapa yang menuntut ilmu [agama], karena ingin kemegahan, di hormati, atau agar menang berbantah-bantah [berdebat], maka sesungguhnya dia telah meruntuhkan agamanya sendiri.
Qalam imam ghazali tersebut terekam dalam kitab Maraqil ubudiyah, salah satu pelajaran penting yang kemudian membuka mata saya, yang kebetulan saat pertama kali membaca masih santri di sebuah ma'had di kota kelahiran saya.
Gambar Ilustrasi Imam Ghazali
Dalam sejumlah karya besar alimam ghazali beliau selalu menekankan pentingnya pengetahuan [ilmu] terlebih khusus ilmu agama, jika kita membaca karya beliau "Ihya Ulumuddin" maka di sana kita akan di suguhkan pembahasan bab tentang ilmu sebagai pembahasan pertama.

Dalam kitab "Minhajul Abidin" pun sama, al-imam ghazali menekan kan pentingnya ilmu, bahkan beliau menempatkan bahwa mempelajari tentang ilmu agama sebagai sebuah akabah atau rintangan pertama seorang hamba menuju tuhan nya. Mustahil seseorang bisa menuju tuhan nya dan mencapai keridhoan tuhan kecuali mempunyai pengetahuan tentang ilmu-ilmu di bidangnya.

Terlalu banyak dalil-dalil nash yang mengatakan pentingnya pengetahuan agama, pengetahuan secara umum adalah anjuran utama yang harus di kejar oleh manusia. Hancurnya sebuah peradaban manusia di sebabkan karena lelai nya manusia itu dengan pengetahuan, majunya sebuah peradaban juga di awali dengan pengetahuan.

Akhir Jaman Di Cabutnya Ilmu.


Sebagian tanda akhir jaman adalah di cabutnya ilmu-ilmu agama di hati kaum muslim, pencabutan ilmu agama di lakukan tidak serentak dan secara membabi buta, namun dengan wafatnya para ulama yang mempunyai pengetahuan keluasan agama, dari sekian banyak ilmu yang ada di dada para ulama mungkin hanya sedikit yang sempat di ajarkan kepada murid-murid mereka.

Hal ini sesuai dengan perkataan para ulama-ulama "Bencana terbesar di kalangan umat islam adalah wafatnya para ulama-ulama ul'amilin.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Syaqiq, beliau berkata, “Aku pernah bersama ‘Abdullah dan Abu Musa, keduanya berkata, ‘Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ لسَّمَاعَةِ لأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيْهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيْهَا الْعِلْمُ. “Sesungguhnya menjelang datangnya Hari Kiamat akan ada beberapa hari dimana kebodohan turun dan ilmu dihilangkan.”
Kebodohan tentang agama adalah sebagian tanda-tanda kiamat, di akhir jaman banyak umat muslim yang mengaku islam namun mereka bingung tentang islam itu sendiri, mereka berpikir dan berijtihad tentang pekerjaan serta keyakinan mereka berdasarkan akal pikiran mereka, bahkan tanpa pemahaman jelas tentang perkara-perkara urusan agama, wajar saja jika kita melihat keada'an sekarang, banyak kalangan muslim mengaku islam tapi justru secara terang-terangan menentang kegiatan atau pekerjaan berbau islam dengan berbagai dalih dan alasan yang sesuai pemikiran mereka.
Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: يَتَقَرَّبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ. “Zaman saling berdekatan, ilmu dihilangkan, berbagai fitnah bermunculan, kebakhilan dilemparkan (ke dalam hati), dan pembunuhan semakin banyak.”
Di cabutnya ilmu agama sebagai bagian dari akhir jaman dengan jelas di riwayatkan dalam sebuah hadist yang di riwayatkan secara itifaq [sesuai] antara imam bukhari dan imam muslim. Dijelaskan dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
اِنَّ اللهَ لاَيَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ, وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَالَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا, فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.
‘Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain.’ (Bukhari dan Muslim)

Fakta di akhir jaman di cabutnya ilmu dari kalangan umat islam, banyak umat muslim yang mengaku muslim namun jahil murakab [tanpa di ketahui/di sadarinya]. ini adalah musibah terbesar di kalangan umat islam itu sendiri, bisa kita lihat banyaknya orang-orang yang tidak memahami konteks agama ikut mengomentari tentang hukum-hukum agama, ikut ambil bagian dalam penetapan hukum-hukum islam, yang lebih musibah lagi mereka tidak menyadari bahwa mereka salah kafrah dalam urusan agama mereka.

Penutup: Perbeda'an Ulama Dan Khutaba

Ulama dalam persepsi masyarakat sekarang ini mulai bergeser dari devinisi nya, sehingga terkadang banyaknya kesalahan pemahaman antara orang berilmu "Ulama" dengan para penceramah dan pendakwah "Khutaba".

"Ulama" adalah orang yang sejatinya mengetahui ilmu-ilmu agama dari berbagai sudut bidang, orang yang mengetahui ilmu-ilmu agama ini kemudian meng'amalkan nya, maka di sebutlah "Ulama". Dalam dunia sufi orang yang mengetahui ilmu-ilmu agama dari semua fan dan khasanah keilmuan di sebut "Ahli Syariah" yakni orang yang mengetahui ilmu-ilmu agama, sementara jika seorang "Ahli syariah" mengamalkan semua pengetahuan dan ilmunya maka di sebutlah dengan sebutan "Ahli Thariqah". Nah! orang yang mengumpulkan antara ilmu dan amal inilah yang di sebut dengan "Ulama" dalam khasanah keilmuan.

Sementara "Khutaba" adalah sebutan buat para pengkhutbah atau penceramah, tidak semua penceramah atau da'i itu mengetahui dan mengamalkan tentang ilmu agama dan penjelasan lainnya. Di sinilah perbedaan antara "Ulama Dan Khutaba". Begitu juga seorang "Ulama" tidak harus sebagai Da'i dan tukang khutbah, bisa saja seorang yang mempunyai pengetahuan luas tidak menjadi da'i karena sesuatu hal, seperti keterbatasan kemampuan menjelaskan tentang maksud yang di di kehendaki nya, para ulama yang demekian cendrung akan menjelaskan semua keilmuan nya berdasar tindakan kongkrit bukan secara ilmiyah.